Melalui kolaborasi ini, kedua pihak sepakat memperluas akses permodalan dan meningkatkan kapasitas pelaku UMKM. Bentuk dukungan mencakup pendampingan usaha, penyediaan fasilitas pendukung, serta pelaksanaan pelatihan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih kompetitif.
Ketua Forum Kampus UMKM Kuningan, Amaar Thohir, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem usaha yang kolaboratif.
"Kami ingin menjadi jembatan yang menghubungkan pelaku UMKM dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari koperasi, komunitas, akademisi, pelaku bisnis, pemerintah hingga media," ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Koperasi KMK, Ahmad Suja’i, menyoroti peran koperasi sebagai motor penggerak UMKM di era modern.
"Peran koperasi kini harus lebih luas. Tidak hanya sebatas simpan pinjam, tetapi sebagai mitra strategis yang mampu mendampingi UMKM dari proses produksi hingga distribusi," tegasnya.
Pembina Koperasi KMK, Abu Rijal Rohman Priyadi, menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan dalam program pemberdayaan UMKM.
"Sinergi antarlembaga akan menghasilkan dampak yang lebih besar. Dengan pendekatan multipihak, UMKM bisa tumbuh menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan berdaya saing tinggi," paparnya.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari implementasi pendekatan hexa helix, yang menggabungkan peran komunitas, koperasi, akademisi, pemerintah, pelaku usaha, dan media. Dengan semangat gotong royong, inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat pondasi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian.
0 Komentar